Minggu, 11 Oktober 2015

Prinsip Desain

Prinsip Desain
Ada beberapa jurus layout yang dalam desain komunikasi visual sering disebut prinsip- prinsip desain. Rumus klasik ini perlu  dipahami karena cukup efektif sebagai panduan kerja maupun sebagai konsep desain.
Pada umumnya, desain grafis yang baik selalu memenuhi prinsip- prinsip desain tersebut. Desainer yang sudah berpengalaman dan memiliki imajinasi tinggi sering punya ide- ide besar yang unexpected. Desainer bukan lagi fokus pada prinsip- prinsip basic design, melainkan lebih berpikir bagaimana merampok perhatian pembaca dengan eye- grabber yang dramatis dan mengejutkan. Bagaimanapun, desainer profesional secara otomatis bekerja atas dasar jurus- jurus desain yang sudah di luar kepala.
Prinsip- prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan atau balance adalah pembagian sama berat, baik secara visual maupun optik. Komposisi desain dapat dikatakan seimbang apabila objek di bagian kiri dan kanan terkesan sama berat. Ada dua pendekatan untuk menciptakan balance

Pertama dengan membagi sama berat kiri- kanan atau atas- bawah secara simetris atau setara disebut keseimbangan formal (formal balance).

Kedua adalah keseimbangan asimetris (informal balance), yaitu penyusunan elemen- elemen desain yang tidak sama antara sisi kiri dan sisi kanan namun terasa seimbang.

Keseimbangan asimetris tampak lebih dinamis, variatif, surprise dan tidak formal. Sementara keseimbangan simetris (formal) mempunyai kesan kokoh dan stabil, sesuai untuk citra tradisional dan konservatif. Layout asimetris sering digunakan untuk publikasi hiburan, acara anak- anak dan dunia remaja yang memiliki karakter dinamis dan tidak formal.

Tekanan (Emphasis)


Informasi yang  dianggap paling penting untuk disampaikan ke pembaca harus ditonjolkan secara mencolok melalui elemen visual yang kuat. Penekanan atau penonjolan ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan warna mencolok, ukuran foto/ ilustrasi yang dibuat paling besar, menggunakan huruf sans serif, ukuran besar, arah diagonal, dan dibuat berbeda dengan elemen- elemen lain. Informasi yang paling penting ini harus pertama kali merebut perhatian pembaca.
Dalam desain komunikasi visual, dikenal sebagai focal point, yaitu penonjolan salah satu elemen visual dengan tujuan untuk menarik perhatian. Focal point juga sering disebut center of interest, pusat perhatian. 
Irama (Rhythm)

Irama adalah pola layout yang dibuat dengan cara menyusun elemen- elemen visual secara berulang- ulang. Irama visual dalam desain grafis dapat berupa repetisi dan variasi. Repetisi adalah irama yang dibuat dengan penyusunan elemen berulang kali secara konsisten. Sementara itu, variasi perulangan elemen visual disertai perubahan bentuk, ukuran atau posisi.

Penyusunan elemen- elemen visual dengan interval yang teratur dapat menciptakan kalem dan statis. Sebaliknya, pergantian ukuran, jarak dan posisi elemen dapat menciptakan suasan riang, dinamis, tidak monoton dan membosankan.

Kesatuan (Unity
Jurus pungkas dari desain komunikasi visual adalah kesatuan. Desain dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis, ada kesatuan antara tipografi, ilustrasi, warna dan unsur- unsur desain lainnya. 

Menciptakan kesatuan pada desain yang hanya memiliki satu muka, seperti poster dan iklan, relatif lebih mudah dibandingkan bentuk buku atau folder yang memiliki beberapa halaman. Pada desain majalah atau buku, kesatuan dapat dilakukan dengan cara- cara berikut:
a.       Mengulang warna, bidang, garis, grid atau elemen yang sama pada setiap halaman.
b.      Menyeragamkan jenis huruf untuk judul, body copy, dan caption.
c.       Menggunakan unsur- unsur visual yang memiliki kesamaan warna, tema atau bentuk.
d.      Gunakan satu atau dua jenis huruf dengan variasi ukuran dan style (bold, italic, dan sebagainya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar