Rabu, 30 Desember 2015

Media Lini Bawah (Below The Line/ BTL)

Media Lini Bawah (Below The Line/ BTL) adalah bentuk iklan yang tidak disampaikan disiarkan melalui media massa, dan biro iklan tidak memungut komisi/ pembayaran atas pemasangannya/ penyiarannya.
Below The Line (BTL) bisa berarti juga segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan ditingkat retail/ konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan produk kita, contohnya: program brosur/ hadiah, event, pembinaan konsumen dan lain- lain. Semua aktifitas ini biasanya dilakukan oleh kantor perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya.

Pada intinya defenisi below the line adalah bentuk iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa, dan biro iklan tidak memungut komisi atas penyiarannya/ pemasangannya. Kegiatan promosi below the line suatu brand paling banyak yang dilakukan melalui beragam event. Dengan event ini, konsumen akan berhubungan langsung dengan brand, sehingga bisa terjadi komunikasi antara brand dan konsumen. Beragam pendekatan dalam melakukan brand activation ini sudah banyak dilakukan.

Media Lini Atas (Above The Line/ ATL)

Media Lini Atas (Above The Line/ ATL) adalah jenis iklan yang pemasangannya mengharuskan adanya pembayaran/ komisi kepada biro iklan. Dimuat dalam media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio, TV dan bioskop), serta media luar ruang (papan reklame, billboard dan angkutan/ transit).
a.       Media Cetak
Media cetak adalah suatu media yang statis dan menggunakan pesan- pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman putih. Fungsi utama media cetak adalah memberi informasi dan menghibur. Media cetak adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata- kata, gambar, foto dan sebagainya.
Pada Surat Kabar hadir dalam berbagai bentuk yang sejenisnya tergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Kebanyakan Surat Kabar mengandalkan hidup dari iklan. Iklan telah mampu mensubsidi harga ecerannya. Surat Kabar  merupakan media utama yang banyak digunakan dalam periklanan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh jangkauan distribusi Surat Kabar dan media lainnya (radio dan TV) dibatasi, serta harga satuannya yang  murah dan dapat dibeli ecerean.
Berbeda dengan Surat Kabar, majalah telah jauh lebih menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya mempunyai  pembaca yang jauh lebih sedikit dari pada pembaca Surat Kabar, namun memiliki pasar yang lebih mengelompok. Usia majalah juga lebih panjang. Majalah memiliki kedalaman isi yang jauh lebih berbeda dari Surat Kabar yang hanya menyajikan berita. Di samping itu, majalah menemani pembaca dengan menyajikan cerita atas berbagai kejadian dengan tekanan pada unsur menghibur atau mendidik.
Kebanyakan majalah yang ada memang diterbitkan untuk menghibur kaum wanita (remaja maupun dewasa). Salah satu penyebabnya adalah karena segmen ini cukup potensial untuk pemasaran produk- produk tertentu seperti kosmetik, busana, aksesoris, perabotanm dan alat- alat pembersih rumah, mobil, toileteries, makanan, real estate, pasar swalayan dan lain- lain.
Majah- majalah ini umumnya memuat iklan berlingkup nasional dengan produk bermutu tinggi untuk mencapai sasaran konsumen menengah ke atas. Umumnya majalah yang ada diterbitkan oleh penerbit- penerbit dari ibukota. Sedikit sekali, untuk mengatakan tidak ada, majalah dari daerah bertujuan untuk menjaring lokal.
b.      Media Elektronik
Seperti halnya majalah, radio adalah media yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen pasar tertentu. Sebagai media, radio memiliki beberapa kekuatan seperti: menjangkau khalayak sasaran yang cukup besar pada waktu bersamaan dan yang hidup di daerah terpencil, cepat mennyampaikan pesan sehingga memberikan informasi muktakhir dan berguna, mengatasi berbagai hal geografis.
Begitupula halnya dengan televisi, namun pada televisi kita dapat melihat visualisanya. Dan pada bioskop menjadi sasaran khusus bagi para pengiklan yang memang berniat menjangkau kalangan muda sebagai pemirsa atau konsumen mereka.
c.       Media Luar Ruangan

Fungsi utam media ini adalah mendukung kampanye iklan untuk mengingatkan, atau sebagai media sekunder untuk mendukung kampanye iklan di media cetak atau TV.

Fungsi dan Tujuan Promosi

Fungsi media promosi yaitu:
a.  Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon konsumen. Perhatian calon konsumen harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang atau jasa.
b.  Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon  konsumen. Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.

c.     Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin  memilikinya. Bagi calon konsumen merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar diikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.
Tujuan  promosi yaitu:
a.  Menginformasikannya, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginformasikan pasar tentang perubahan harga, ,enjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.
b.      Membujuk, maksudnya mengubah presepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.
c. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian.
Setelah diadakan promosi pada konsumen yang diharapkan, yaitu adanya pembelian dan adanya kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembelian juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang paling mendapatkan perhatian. Konsumen juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya.
Ada enam hal yang dapat menjelaskan komunikasi tersebut yaitu:
a.      Kesadaran (Awareness)
Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran mengenai produk dan terus mengenalkan produk ke audiens.
b.      Pengetahuan (Knowledge)
Diharapkan audiens memiliki kesadarn tentang perusahaan atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai audiens tidak mengetahui produk tersebut.
c.       Menyukai (Liking)
Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang dikonsumsi oleh audiens, sehingga audiens dapat menyukai produk tersebut.
d.      Preferensi (Preference)
Dapat dikatakan audiens menyukai produk tersebut dan lebih memilih produk itu dibanding produk lain.
e.       Keyakinan (Conviction)
Audiens diharapakan yakin untuk membeli produk yang sudah dipilihnya.
f.       Pembelian (Purchase)
Pembelian yang dilakukan audiens, adalah tahap terakhir dalam komunikasi.

Pegertian Promosi

Promosi menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produknya dan membujuk para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Sehingga dapat disimpulkan mengenai promosi yaitu dasar kegitan promosi adalah komunikasi perusahaaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya penjualan.
Promosi merupakan kegitan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan meningkatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.
Menurut Basu Swastha DM dan Irawan (1999), promosi merupakan intensif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa (Muhammad Jaiz, 2014).
Menurut Stanson (1999), promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel- variabel periklanan, penjualan personal dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Muhammad Jaiz, 2014).
Menurut Lamb, Hair, Mc- Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon (Muhammad Jaiz, 2014).

Senin, 14 Desember 2015

Format dalam Desain

Besar-kecilnya elemen visual perlu Anda perhitungkan secara cermat sehingga desain komunikasi visual memiliki nilai kemudahan baca (legibility) yang tinggi. Langkah pertama untuk mempermudah penyusunan elemen- elemen desain adalah dengan membuat skala prioritas (visual hierarchy). Tulis semua informasi yang akan Anda sampaikan. Urutkan dari atas, mulai dari informasi yang paling penting, sampai ke elemen yang paling tidak penting. Hal ini seolah- olah Anda hendak menyarankan pada pembaca informasi mana yang perlu didahulukan untuk dibaca. Informasi yang dianggap paling penting, baik verbal maupun visual, perlu ditonjolkan dengan ukuran lebih besar dan mencolok. Demikian pula warna, bentuk dan posisinya, secara visual perlu dibuat kontras dan menonjol sehingga menjadi focal point.

Besar- kecilnya ukuran huruf untuk judul, subjudul dan teks sebaiknya Anda perhitungan sehingga dapat mempermudah pembaca dalam memilih informasi mana yang perlu dibaca pertama, kedua dan seterusnya. Demikian pula dengan foto, jika Anda menggunakan beberapa foto maka perlu dicermati foto mana yang lebih penting untuk dibuat lebih besar dari foto- foto lain yang kurang penting. Perbedaan ukuran yang diperhitungkan secara proporsional akan membantu pembaca dalam memilih informasi yang perlu didahulukan. Jangan sekali- sekali berpikir bahwa semua informasi yang disajikan itu penting sehingga semua elemen dibuat besar dan mencolok. Cara seperti ini kurang efektif, hasilnya tampak seperti suasana pasar malam yang crowded, semua berteriak ingin diperhatikan. Anda harus menentukan hierarki visual, yaitu mulai dari yang sangat penting, penting dan kurang penting.

Kamis, 19 November 2015

Tipografi

Tipografi merupakan ilmu memilih dan menata huruf sesuai dengan pengaturannya pada ruang- ruang tersedia guna menciptakan kesan tertentu, sehingga menolong pembaca mendapat kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan.
Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglyp pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar ke seluruh Eropa.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma, saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tuliusan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta meyempurnakannya hingga terbentuk huruf- huruf Romawi. Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf berjumlah ratusan bahkan ribuan. Tipogafi dibagi dalam 2 jenis:
a.       Tipografi merupakan ilmu memilih dan menata huruf sesuai dengan pengaturannya pada ruang- ruang yang tersedia guna menciptakan kesan tertentu, sehingga pembaca mendapat kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
b.      Seni tipografi, karya atau desain yang mengguanakan huruf sebagai elemen utamanya.
Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan penataaan, dan berbagai hal terkait pengaturan baris- baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk illustrasi dan unsur lain, atau susunan huruf pada halaman cetak (Ibnu Teguh Wibowa, 2013).     
Peran tipogafi sendiri mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman ke pengamat. Terkadang secara tidak sadar, kita selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat seperti koran  majalah, label pakaian, dan masih banyak contoh- contoh yang lain.
Adapun pedoman penggunaan tipogafi yang benar adalah:
a.       Readability (keterbacaan), merupakan tingkat atau level dimana sebuah tulisan dapat dipahami atau dibaca dengan mudah berdasarkan kompleksitas penggunaan kata- kata dalam kalimat.
b.      Clarity (kejelasan), adalah hal yang paling penting dalam memilih suatu jenis huruf. Menurut David Oligilvy, tipogafi yang baik adalah yang “menolong” orang untuk membaca, sebaliknya yang buruk adalah yang “mencegah” orang untuk membaca (Ibnu Teguh Wibowo, 2013).
c.       Visibility (dapat dilihat), pemakaian orang untuk membaca, sebaliknya yang buruk tipe huruf harus disesuaikan dengan komposisi yang baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau warna yang hampir sama dengan latar belakang mempersulit pembaca.
d.      Legibility, merupakan kejelasan visual dan penulisan teks biasanya berdasarkan ukuran, jenis huruf, kontras, text block dan spasi antara huruf yang digunakan.

Secara tradisional istilah tipografi berkaitan erat dengan setting huruf dan pencetakannya. Pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat maknanya makin meluas. Kini tipografi dimaknai sebagai segala disiplin yang berkenaan dengan huruf. Pada prakteknya, saat ini tipografi telah jauh berkolaborasi dengan bidang- bidang lain, seperti multimedia dan animasi, web dan online media lainnya, sinematogafi, interior, arsitektur, desain produk dan lain- lain. (Surianto Rustan, S.Sn, 2011).

Layout

Pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen- elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/ pesan yang dibawanya.
Me- layout adalah suatu proses/ tahapan kerja dalam mendesain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya. Namun defenisi  layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan defensi  desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa me- layout itu sama dengan mendesain.
Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis, antara lain:
a.    Urutan (Sequence), banyak juga yang menyebutnya dengan istilah hierarki/ flow/ aliran. Kita membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama sampai yang boleh dibaca belakangan.
b.      Penekanan (Emphasis) dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1.      Memberikan ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen- elemen layout lainnya pada halaman tersebut.
2.      Warna yang kontras/ berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainnya.
3.      Letakkan di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian. Bila pada umumnya, kebiasaan orang membaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, maka posisi yang paling pertama dilihat orang adalah sebelah kiri atas.
4.      Menggunakan bentuk atau style dengan sekitarnya.
c.    Keseimbangan (Balance), pembagian berat yang merata bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, tetapi lebih pada menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen- elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak, tapi juga ukuran, arah, warna dan atribut- atribut lainnya. Ada dua macam keseimbangan suatu layout, yaitu: keseimbangan yang simetris (symetrical balance/ formal balance), dan keseimbangan yang tidak simetris (assymetrical balance/ informal balance).

d. Kesatuan (Unity), menciptakan kesatuan secara keseluruhan yang mencakup selarasnya elemen- elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang disampaikan dalam konsepnya.